JAMBI28TV, JAMBI – Tim Siaga Darurat Karhutla Provinsi Jambi mencatat total luas lahan yang terbakar mencapai 448,73 hektare sepanjang Januari hingga Agustus 2025. Fakta ini menjadi sorotan dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan di daerah tersebut.
Meski angka tersebut cukup signifikan, seluruh area terdampak berhasil dipadamkan oleh tim gabungan yang bekerja di lapangan. Laporan resmi pada Jumat, 29 Agustus 2025, menegaskan bahwa semua titik kebakaran telah tertangani dan tidak ada api yang masih aktif.
Langkah pemadaman dilakukan secara intensif dan cepat, mencerminkan kesiapan serta komitmen penuh petugas dalam merespons bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), demi menjaga kestabilan lingkungan hidup.
Berdasarkan data dari tim siaga, Karhutla terjadi di sejumlah kabupaten dengan tingkat kerusakan yang berbeda-beda. Kabupaten Muaro Jambi mencatatkan luas kebakaran terbesar, yakni 270 hektare.
Kabupaten lainnya seperti Sarolangun (71,60 Ha), Batanghari (18,46 Ha), Tebo (18,20 Ha), Tanjab Barat (64,80 Ha), Bungo (2,5 Ha), Merangin (3,67 Ha), dan Tanjab Timur (1,5 Ha) juga turut terdampak, meskipun dalam skala lebih kecil.
Sementara itu, wilayah seperti Kerinci, Sungai Penuh, dan Kota Jambi tidak melaporkan adanya kebakaran hutan atau lahan dalam periode tersebut, menunjukkan kemungkinan efektivitas pencegahan atau kondisi geografis yang lebih aman.
Selain upaya pemadaman, penegakan hukum terhadap pelaku Karhutla juga terus berlangsung. Sejak 9 Juli hingga 14 Agustus 2025, total 21 kasus ditangani oleh pihak berwenang. Dari jumlah tersebut, lima orang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam tiga perkara yang sudah masuk tahap P19.
Dua kasus lainnya telah memasuki tahap 1, sementara satu kasus dalam proses penyidikan. Sisanya, yakni 15 kasus, masih dalam tahap penyelidikan awal. Ini menjadi bukti bahwa penanganan hukum terhadap pembakaran lahan tidak main-main dan ditujukan untuk menimbulkan efek jera.
Sementara itu, kondisi udara di beberapa wilayah Jambi tetap dalam kategori aman hingga sedang, berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) per 3 September 2025. Kota Jambi mencatat ISPU 54 (sedang), Muaro Jambi 40 (baik), Tanjab Timur 38 (baik), dan Tebo 26 (baik).
Kabar menggembirakan lainnya adalah nihilnya hotspot aktif berdasarkan pantauan satelit Aqua Terra dan Suomi NPP per 3 September. Dari total 362 titik panas yang terdeteksi sejak awal tahun, seluruhnya sudah tidak menunjukkan aktivitas.
Pemantauan terhadap potensi kebakaran di permukaan tanah juga terus dilakukan. Data per 4 dan 5 September 2025 menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Jambi berada dalam kondisi aman, atau tidak mudah terbakar.
Namun demikian, ada area tertentu yang perlu diawasi lebih ketat, terutama di sebagian kecil wilayah Kabupaten Bungo dan Merangin, yang terdeteksi memiliki tingkat kerentanan dari sedang hingga sangat mudah terbakar.
Informasi ini sangat penting dalam perencanaan langkah mitigasi, agar penanganan Karhutla lebih tepat sasaran dan dampaknya terhadap masyarakat serta lingkungan dapat diminimalisasi.