JAMBI28TV, JAMBI – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jambi mencatat pertumbuhan positif pada sektor jasa keuangan (SJK) hingga Oktober 2024. Peningkatan ini ditopang oleh kepercayaan masyarakat terhadap perlindungan konsumen yang dijalankan secara konsisten dan bertanggung jawab oleh OJK.
Hal ini disampaikan oleh Kepala OJK Provinsi Jambi, Yan Iswara Rosya, dalam acara Ngobrol Santai (Ngobras) bersama insan pers di Swiss-Belhotel Jambi, Selasa (17/12/2024). Yan menyebutkan, fungsi intermediasi perbankan di Jambi terus berjalan baik dengan profil risiko yang terkendali.
Pertumbuhan Kredit dan Dana Pihak Ketiga
Menurut Yan, penyaluran kredit di Jambi per Oktober 2024 mengalami pertumbuhan signifikan, mencapai 10,54 persen secara tahunan (yoy) atau senilai Rp 54,26 triliun. Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan kredit konvensional sebesar 9,17 persen menjadi Rp 48,04 triliun dan lonjakan pembiayaan syariah sebesar 22,37 persen menjadi Rp 6,22 triliun.
Dana Pihak Ketiga (DPK) di Jambi juga menunjukkan peningkatan positif. Secara keseluruhan, DPK tumbuh 3,83 persen. Perbankan konvensional mendominasi dengan peningkatan 2,92 persen menjadi Rp 42,73 triliun, sementara perbankan syariah melonjak 14,39 persen menjadi Rp 4,11 triliun.
“Penyaluran kredit bank umum di Jambi lebih besar dibandingkan DPK yang berhasil dihimpun. Ini mencerminkan tingginya aktivitas ekonomi di provinsi ini,” ujar Yan Iswara Rosya.
Berdasarkan penggunaan, kredit di Jambi didominasi oleh sektor konsumsi sebesar 42,28 persen, disusul modal kerja 29,67 persen dan investasi 28,05 persen. Sementara itu, kredit kepada UMKM mencakup 46,36 persen dari total kredit yang disalurkan.
Performa Bank Perkreditan Rakyat dan Industri Non-Bank
Selain bank umum, kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) juga menunjukkan hasil positif. Kredit BPR di Jambi tumbuh 3,98 persen menjadi Rp 1,11 triliun, sedangkan DPK BPR meningkat 3,24 persen menjadi Rp 1,02 triliun.
Di sektor industri keuangan non-bank (IKNB), Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) mencatat lonjakan signifikan dengan pertumbuhan penyaluran pembiayaan sebesar 30,38 persen. Sejak berdiri pada 2019 hingga Oktober 2024, LKMS telah menyalurkan dana Rp 2,80 miliar kepada 1.483 nasabah, dengan Non-Performing Financing (NPF) sebesar 7,58 persen.
Peningkatan Investasi di Pasar Modal
Kinerja positif juga terlihat di sektor pasar modal. OJK Jambi mencatat jumlah investor di provinsi ini mencapai 130.832 Single Investor Identification (SID), meningkat 14,62 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Aktivitas transaksi saham turut melonjak hingga Rp 1,6 triliun, tumbuh 53,26 persen.
Sementara itu, nilai penjualan reksa dana oleh Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) di Jambi mencapai Rp 107,28 miliar, naik 2,25 persen. Yan menegaskan bahwa meskipun belum ada perusahaan Jambi yang tercatat sebagai emiten, OJK terus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendorong pemanfaatan pendanaan melalui pasar modal dan Securities Crowd Funding (SCF).
“OJK Jambi senantiasa memberikan edukasi agar pelaku usaha lokal dapat memanfaatkan potensi pendanaan dari pasar modal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,” jelas Yan.
Upaya Edukasi dan Perlindungan Konsumen
OJK Jambi turut memperkuat literasi keuangan masyarakat dengan menggelar 162 kegiatan edukasi keuangan yang melibatkan 22.367 peserta sepanjang 2024. Edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang produk dan layanan keuangan sekaligus mendorong inklusi keuangan di daerah.
Selain itu, OJK bersama Satgas PASTI terus mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati terhadap praktik pinjaman online ilegal yang merugikan. “Kami selalu mengedukasi agar masyarakat lebih bijak menggunakan layanan keuangan, terutama menghindari jebakan pinjaman ilegal,” tegas Yan.
Dengan pertumbuhan positif di berbagai sektor, kinerja sektor jasa keuangan di Jambi menunjukkan peran signifikan dalam pemulihan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dukungan dari program Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) serta kolaborasi dengan pemangku kepentingan menjadi kunci dalam memperluas akses keuangan, khususnya bagi UMKM dan masyarakat umum.
Kinerja ini memberikan optimisme bahwa sektor jasa keuangan di Jambi akan terus berkembang di tengah tantangan ekonomi nasional dan global. (Agus)