JAMBI28.TV, TANJUNG JABUNG TIMUR – Petani pinang di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) tengah menikmati kabar gembira. Harga jual buah pinang di wilayah tersebut terus mengalami peningkatan signifikan.
Dari sebelumnya hanya Rp 25.000 per kilogram, kini harga pinang melonjak menjadi Rp 29.000 per kilogram. Sugeng, salah satu petani di Kecamatan Muara Sabak Timur, menyambut baik kenaikan harga tersebut. Namun, ia menyayangkan kondisi produksi yang sedang menurun atau mengalami “trek”, sehingga hasil panen yang bisa dijual tidak banyak.
“Harga memang naik, tapi buahnya lagi sedikit. Jadi penghasilan kami juga masih terbatas,” ujarnya.
Kenaikan harga juga berdampak pada upah tenaga kerja yang menguliti atau mengopek pinang. Bila sebelumnya jasa kocek hanya dihargai Rp 1.500 per kilogram, kini naik menjadi Rp 2.000, bahkan lebih di beberapa tempat. Akibatnya, petani hanya menerima hasil bersih sekitar Rp 26.000 hingga Rp 27.000 per kilogram setelah dikurangi ongkos kerja.
Meski demikian, para petani tetap dibayangi kekhawatiran akan kemungkinan harga anjlok sewaktu-waktu. Proses pengeringan pinang sendiri membutuhkan waktu cukup lama, sehingga harga bisa tiba-tiba jatuh sebelum penjualan dilakukan.
“Kadang masih dalam proses pengeringan, harga tiba-tiba jatuh. Pernah sampai tak laku sama sekali,” tambahnya.
Menurut Sugeng, fluktuasi harga pinang kerap kali tidak terduga. Harga bisa turun drastis hanya dalam hitungan hari, tanpa mengenal musim atau waktu.
“Kalau sudah turun, kadang benar-benar tak ada nilainya. Kami pernah merasakan itu beberapa tahun lalu,” katanya.
Ia berharap harga pinang yang sedang tinggi ini bisa bertahan lama agar para petani bisa pulih dari keterpurukan yang dialami dalam beberapa tahun terakhir.
“Semoga harga ini bertahan, jangan sampai turun lagi. Kami sudah terlalu lama menunggu masa seperti ini,” harapnya. (*)