JAMBI28.TV, KOTA JAMBI – Walikota Jambi, Dr. dr. Maulana, M.K.M., tampil sebagai narasumber utama dalam Webinar Nasional Koperasi Merah Putih bertajuk “Peluang dan Tantangan Bisnis Layanan Kesehatan Dari dan Untuk Masyarakat Desa” yang diselenggarakan oleh Majelis Pengurus Pusat Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), khususnya Bidang VI (Kesehatan). Kegiatan berlangsung secara daring melalui Zoom Meeting, Sabtu (17/5/2025), mulai pukul 14.00 hingga 16.30 WIB.
Webinar ini diikuti ratusan peserta dari berbagai kalangan—mulai dari pemerintahan daerah, pengurus koperasi, tenaga kesehatan, akademisi, hingga mahasiswa. Dr. Maulana menyampaikan paparannya dari Rumah Dinas Walikota Jambi, membawakan gagasan segar dan realistis terkait pemberdayaan koperasi desa di bidang layanan kesehatan.

Tiga Pilar Strategis Koperasi Kesehatan Desa
Dalam presentasinya, Dr. Maulana menekankan bahwa koperasi kesehatan berbasis desa memiliki potensi besar jika didukung oleh kolaborasi lintas sektor. Ia memaparkan tiga pilar utama yang dapat menjadi fondasi kuat koperasi layanan kesehatan di pedesaan:
1. Pemberdayaan Sumber Daya Lokal
Dr. Maulana mendorong pemanfaatan potensi tenaga kesehatan desa, seperti bidan desa dan kader kesehatan. Menurutnya, mereka dapat menjadi motor penggerak utama dalam membentuk klinik mikro yang melayani kebutuhan dasar masyarakat.
“Kita tidak harus memulai dari nol. Potensi tenaga kesehatan di desa sudah ada. Tinggal kita organisir dengan baik lewat koperasi,” ujarnya.
2. Inovasi Model Bisnis
Ia menawarkan model kemitraan berbasis gotong-royong antara koperasi desa dan puskesmas setempat, serta pemanfaatan teknologi seperti telemedicine untuk menjangkau wilayah terpencil.
3. Sinergi dengan Pemerintah Daerah dan Institusi Pendidikan
Keterbatasan sumber daya dan tantangan perizinan dapat dijawab melalui kerja sama dengan kampus kesehatan. Program magang untuk mahasiswa kebidanan dan keperawatan bisa menjadi solusi tenaga kerja yang saling menguntungkan.
Meski potensi besar, Dr. Maulana tidak menutup mata terhadap sejumlah tantangan. Ia menyebutkan beberapa hambatan utama yang harus diatasi bersama:
- Akses Modal Rendah Bunga: Banyak koperasi kesulitan mengakses pendanaan dengan bunga ringan.
- Kualitas SDM Tidak Merata: Kapasitas tenaga kesehatan di desa masih bervariasi, perlu pelatihan berkelanjutan.
- Regulasi yang Belum Jelas: Ketidakpastian izin operasional kerap menjadi kendala koperasi bergerak di bidang layanan kesehatan.
Dr. Maulana mendorong ICMI dan seluruh pemangku kepentingan untuk menyusun pedoman teknis nasional koperasi kesehatan, serta mendorong pelatihan berjenjang bagi pengurus koperasi.

Dukungan Nasional dan Kolaborasi
Webinar dibuka dengan pemaparan kebijakan nasional oleh Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Ir. Ahmad Riza Patria, MBA., yang menegaskan pentingnya koperasi sebagai instrumen pembangunan desa berkelanjutan.
Drs. Apt. Ahmad Muntaha, MM. (MPP ICMI dan mantan Direktur KFTD) turut memberikan perspektif manajemen dan pendanaan koperasi, termasuk strategi penggalangan dana sosial dan investasi berbasis komunitas.
Ketua Koordinasi Kesehatan ICMI, Prof. Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes., dan Wakil Ketua Umum ICMI Bidang Kesehatan, Prof. Dr. Ir. Riri Fitri Sari, MM., M.Sc., menyampaikan harapan agar koperasi kesehatan tidak hanya menjadi solusi pelayanan medis, tetapi juga wujud kemandirian desa.
“Koperasi kesehatan adalah gerakan sosial. Jika dikelola dengan baik, koperasi dapat menjadi garda depan pelayanan kesehatan yang terjangkau, mandiri, dan berkelanjutan,” ujar Prof. Fachmi.

Menuju Koperasi Merah Putih yang Berdaya
Webinar yang dipandu oleh dr. Zainal Abidin, M.Hkes. selaku Ketua Departemen Upaya Kesehatan Masyarakat ICMI ini ditutup dengan ajakan kolaborasi nasional. Para peserta sepakat bahwa perlu terobosan regulasi, inovasi pembiayaan, serta pemberdayaan masyarakat desa agar cita-cita koperasi kesehatan benar-benar terwujud.
Dr. Maulana menegaskan kembali komitmennya sebagai kepala daerah untuk mendukung pembentukan koperasi kesehatan di kelurahan dan desa di Kota Jambi. Ia berharap, semangat “Koperasi Merah Putih” bisa menjadi cikal bakal transformasi pelayanan kesehatan yang berakar dari masyarakat dan untuk masyarakat.