JAMBI28TV, YOGYAKARTA – Pendakwah kondang Miftah Maulana Habiburrahman, yang akrab disapa Gus Miftah, secara resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Keputusan ini disampaikan langsung oleh Gus Miftah dalam konferensi pers di Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, DI Yogyakarta.
“Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, saya memutuskan untuk mengundurkan diri. Keputusan ini diambil bukan karena tekanan atau desakan, tetapi sebagai wujud rasa hormat dan tanggung jawab saya kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto serta seluruh masyarakat Indonesia,” ujar Gus Miftah.
Kritik dan Petisi Daring
Langkah ini diambil Gus Miftah setelah ia menghadapi gelombang kritik publik atas perilakunya yang dianggap menghina seorang penjual es teh, Sunhaji, dalam sebuah pengajian di Magelang. Insiden tersebut memicu tujuh petisi daring di Change.org yang meminta Presiden Prabowo untuk mencopot Gus Miftah dari jabatannya.
Salah satu petisi, berjudul “Copot Gus Miftah dari Jabatan Utusan Khusus Presiden,” telah ditandatangani oleh lebih dari 254 ribu orang hingga Jumat pagi. Jumlah ini melonjak drastis dalam beberapa hari setelah petisi pertama kali muncul pada 4 Desember 2024.
Permintaan Maaf kepada Sunhaji
Setelah insiden viral tersebut, Gus Miftah meminta maaf kepada publik melalui video dan langsung mendatangi Sunhaji untuk menyampaikan penyesalannya. Sebaliknya, Sunhaji juga telah mengunjungi kediaman Gus Miftah untuk menerima permintaan maaf tersebut.
Respons dari Istana
Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Ujang Komaruddin, menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto mendengarkan aspirasi masyarakat terkait kasus ini. “Semua masukan, baik dari tokoh masyarakat maupun rakyat biasa, akan ditampung dan diperhatikan oleh Presiden,” ujar Ujang.
Teguran Presiden Prabowo
Presiden Prabowo sebelumnya telah memberikan teguran kepada Gus Miftah melalui Sekretaris Kabinet Mayor Teddy Indra Wijaya. Teguran ini menjadi salah satu langkah pemerintah untuk merespons desakan publik yang meminta pencopotan Gus Miftah.
Dengan keputusan mundurnya, Gus Miftah berharap fokus masyarakat dapat kembali kepada hal-hal yang lebih konstruktif. Ia juga menyatakan akan melanjutkan tugasnya sebagai pendakwah dan pembina umat melalui jalur non-pemerintahan.
“Saya akan terus mengabdi kepada masyarakat sesuai dengan kapasitas saya sebagai pendakwah dan pemimpin pesantren. Mohon doa dan dukungan dari semua pihak,” tutup Gus Miftah.
Kasus ini menjadi sorotan nasional dan menimbulkan diskusi luas tentang pentingnya menjaga sikap publik bagi pejabat negara, termasuk tokoh agama yang memegang jabatan strategis.