JAMBI28.TV, JAMBI – Provinsi Jambi kembali menghadapi ancaman serius akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terus meluas. Untuk memperkuat upaya pemadaman, enam unit pesawat dan helikopter telah didatangkan ke Bandara Sultan Thaha, Jambi. Armada udara ini merupakan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jambi, Bachyuni Deliansyah, mengumumkan kedatangan bantuan ini pada Minggu, 27 Juli. Permintaan resmi telah diajukan sebelumnya oleh Pemerintah Provinsi Jambi kepada pemerintah pusat. Kehadiran armada ini diharapkan dapat mempercepat proses pemadaman kebakaran yang telah melalap ratusan hektar lahan.
Karhutla mulai terjadi sejak Senin, 21 Juli, dan terus menyebar ke berbagai daerah. Tim gabungan yang bertugas di lapangan menghadapi tantangan besar, terutama karena medan yang sulit dan terbatasnya akses terhadap sumber air. Lokasi-lokasi kebakaran yang jauh dari titik air menjadi hambatan utama dalam pemadaman manual.
Enam unit armada yang tiba meliputi lima helikopter dan satu pesawat modifikasi cuaca. Rinciannya, dua helikopter water bombing digunakan untuk penyiraman udara, dua helikopter patroli untuk pemantauan situasi, dan satu pesawat Thrush S2R-T34 disiagakan untuk operasi penyemaian awan. Selain itu, Baharkam Polri juga menurunkan satu helikopter patroli tambahan.
Menurut Bachyuni, dua helikopter water bombing langsung dikerahkan ke kawasan gambut di Desa Gambut Jaya, Kabupaten Muaro Jambi, untuk menangani titik-titik api paling parah dan sulit diakses.
Pengerahan armada udara ini menjadi langkah penting mengingat luasnya kebakaran dan kerumitan medan. Diharapkan, dukungan dari pemerintah pusat dapat memperkuat koordinasi dan efektivitas penanganan bencana.
Karhutla yang melanda Desa Gambut Jaya telah menjalar hingga sekitar 270 hektar dan terus meluas. Lahan gambut yang kering sangat rentan terbakar, mempercepat penyebaran api. Kondisi ini menyulitkan tim gabungan yang terus berupaya melakukan pemadaman di tengah keterbatasan logistik dan infrastruktur.
Medan yang terpencil serta jarak jauh dari sumber air membuat pemadaman manual kurang efektif di area luas. Oleh karena itu, armada udara menjadi salah satu solusi utama dalam menekan penyebaran api.
Pemerintah berharap, dengan tambahan dukungan dari pusat, proses pemadaman dapat dipercepat dan risiko meluasnya kebakaran bisa ditekan. Penanggulangan Karhutla membutuhkan sinergi antara berbagai pihak serta pendekatan yang menyeluruh untuk menghasilkan solusi jangka panjang.