JAMBI28TV, JAMBI – Pakaian wanita, terutama dress, telah mengalami perubahan yang sangat signifikan sepanjang sejarah. Setiap era memiliki ciri khasnya masing-masing, baik dalam hal potongan, bahan, maupun desain. Dress yang dikenakan wanita pada jaman dulu tidak hanya berfungsi sebagai pelindung tubuh, tetapi juga sebagai simbol status sosial, budaya, dan nilai-nilai estetika pada masanya. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi berbagai jenis dress yang populer di berbagai periode sejarah, dari zaman Victoria hingga dekade-dekade awal abad ke-20.
1. Era Victoria (1837-1901): Dress yang Elegan dan Romantis
Pada abad ke-19, di masa pemerintahan Ratu Victoria, fashion wanita mengalami transformasi besar. Dress wanita pada era ini sangat berfokus pada siluet yang melengkung, dengan banyak lapisan dan detail dekoratif yang membuat tampilan sangat anggun dan elegan.
- Silhouette: Ciri khas utama dari dress pada era Victoria adalah bentuknya yang sangat ramping di bagian pinggang, diperoleh dengan menggunakan korset. Skirt (rok) dress ini biasanya sangat lebar berkat penggunaan crinoline (penopang rok berbahan kawat atau jaring) atau hoop skirt (rok bertulang logam).
- Bahan: Dress pada masa ini sering terbuat dari bahan mewah seperti sutra, satin, dan velvet, serta dihiasi dengan renda, pita, dan bordir tangan.
- Detail: Kerah tinggi dan lengan puff menjadi elemen ikonik dalam dress Victoria. Pakaian ini juga sering dipadukan dengan aksesori seperti topi besar dan sarung tangan panjang.
2. Gaya Edwardian (1901-1910): Elegan dan Lebih Sederhana
Setelah era Victoria, gaya berpakaian wanita pada awal abad ke-20 mulai sedikit lebih sederhana namun tetap mewah. Pada periode ini, dress masih menampilkan siluet yang sangat feminin dengan garis-garis lembut dan detail yang canggih.
- Silhouette: Gaya Edwardian ditandai dengan bentuk tubuh yang lebih alami, beralih dari korset ketat ke bentuk busana yang lebih longgar. Siluet A-line dengan rok lebar dan bagian atas yang lebih longgar menjadi populer.
- Bahan dan Detail: Bahan seperti linen, muslin, dan sutra mulai digunakan. Gaun-gaun ini sering dihiasi dengan bordir halus dan pita, serta renda, yang memberikan sentuhan lembut dan romantis.
- Fitur Utama: Terdapat penekanan pada potongan gaun yang mengalir, lengan yang lebih longgar, dan penggunaan korset yang lebih ringan.
3. Tahun 1920-an: Flapper Dress dan Revolusi Mode
Dekade 1920-an adalah masa perubahan besar dalam dunia mode, di mana wanita mulai membebaskan diri dari banyak konvensi sosial dan mode masa lalu. Era ini dikenal dengan gerakan flapper, yang mencerminkan kebebasan dan modernitas yang baru ditemukan oleh wanita.
- Silhouette: Gaun flapper memiliki potongan lurus tanpa pinggang yang jelas, menciptakan siluet yang lebih boxy dan lebih lepas. Ini adalah cikal bakal kebebasan berbusana bagi wanita.
- Bahan: Gaun-gaun ini terbuat dari bahan ringan seperti chiffon, satin, dan crepe yang membuat mereka mudah bergerak dan nyaman untuk berdansa.
- Detail: Gaun flapper biasanya dihiasi dengan manik-manik, payet, dan fringe (rumbai), yang memberikan kesan glamor dan dinamis saat dikenakan. Dress ini sering dipakai untuk pesta dansa dan acara sosial lainnya.
4. 1930-an hingga 1940-an: Gaya Feminim yang Elegan
Setelah era flapper, mode wanita pada tahun 1930-an dan 1940-an kembali kepada kesan feminin dan elegan, dengan pengaruh dari desain-desain Hollywood yang glamour dan sofistikasi tinggi.
- Silhouette: Gaun pada periode ini mulai mengedepankan bentuk tubuh wanita dengan potongan yang lebih pas di pinggang dan sedikit melentur mengikuti lekuk tubuh. Siluet gaun ini sering lebih ramping dan panjang, dengan potongan leher yang lebih halus dan feminin.
- Bahan: Kain seperti satin, sutra, dan rayon sangat populer pada masa ini, memberikan kilau dan efek draping yang elegan.
- Detail: Pada era ini, detail gaun lebih sederhana tetapi sangat elegan, dengan pemakaian lipatan halus, rok panjang yang melambai, dan lengan yang lebih ramping. Model-model gaun seperti evening dress atau gaun pesta dengan detail dekoratif juga banyak dijumpai.
5. 1950-an: Gaun Rok Lebar dan Gaya Dior
Pada 1950-an, dunia mode wanita dipengaruhi oleh desainer legendaris seperti Christian Dior, yang memperkenalkan “New Look” yang ikonik. Gaya ini menonjolkan bentuk tubuh wanita yang sangat feminin dengan penekanan pada pinggang kecil dan rok lebar yang mewah.
- Silhouette: Gaun dengan potongan pinggang yang sangat ketat dan rok lebar yang berbentuk penuh menjadi tren utama pada dekade ini. Siluet jam pasir sangat menonjol.
- Bahan dan Detail: Bahan seperti satin, brokat, dan organza sering digunakan. Gaun pada masa ini dihiasi dengan pita besar, renda, dan lipatan.
- Fitur Utama: Model gaun pada era ini sering terlihat sangat glamor dan digunakan untuk acara formal atau pesta. Gaun dengan aksen pinggang yang sangat terdefinisi dan rok mengembang menjadi ciri khas utama.
6. 1960-an hingga 1970-an: Perubahan dan Eksperimen
Pada 1960-an dan 1970-an, mode wanita mulai mengarah pada eksperimen dan kebebasan berekspresi, dengan pengaruh dari gerakan feminisme dan budaya pop.
- Silhouette: Gaun pada era ini mulai lebih bervariasi, dari gaun mini yang sangat pendek ala mod fashion hingga gaun maxi yang panjang dengan potongan bebas.
- Bahan: Bahan seperti poliester, denim, dan kain sintetis lainnya mulai mendominasi, dengan pola-pola berani, bunga, dan warna cerah.
- Fitur Utama: Gaun mini menjadi tren populer pada tahun 1960-an, sementara tahun 1970-an melihat kebangkitan gaun panjang dengan gaya bohemian.
Kesimpulan
Dress jaman dulu adalah cermin dari perkembangan sosial dan budaya pada masing-masing periode. Dari era Victoria yang penuh dengan kemewahan dan keanggunan, hingga kebebasan dan eksperimen dalam mode pada abad ke-20, setiap gaun menggambarkan tren dan nilai-nilai masyarakat pada saat itu. Meskipun gaya busana terus berkembang, keindahan dan daya tarik dari desain-desain klasik ini tetap bertahan, bahkan kembali menjadi inspirasi dalam tren mode kontemporer.