JAMBI,- Tim mahasiswa Universitas Jambi (UNJA) berhasil kembangkan penghantaran terapi insulin terkontrol dengan jarum mikro tanpa rasa sakit.
Tim yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa PKM bidang Riset Eksakta Nasional 2024 ini berhasil mengembangkan efektivitas penghantaran insulin rapid-acting secara terkontrol tanpa rasa sakit. Tim penelitian ini ketuai oleh M. Furqon Novryan Saputra dengan beranggotakan Aliyah Nabila, Fashihah Maulida, Sucisasih Ramadhani dan M. Hadid Syafiq, tim ini telah mengikuti berbagai tahapan seleksi hingga akhirnya dinyatakan lulus dalam pendanaan PKM 8 bidang tahun 2024 (bidang riset eksakta). Dengan bimbingan Indra Lasmana Tarigan S.Pd., M.Sc, tim yang beranggotakan mahasiswa program studi (Prodi) Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi ini menjadi salah satu tim dengan nilai proposal terbaik di Universitas Jambi
“Penderita terapi diabetes biasanya hidup berdampingan dengan injeksi insulin dalam kesehariannya baik sebelum makan ataupun sebelum tidur untuk mencegah kenaikan drastis gula dalam darah. Tetapi kita melihat beberapa kekurangan dalam terapi injeksi ini, salah satunya adalah rasa sakit yang ditimbulkan. Hal itulah yang mendorong kami untuk mengembangkan insulin terintegrasi sistem dissolving microneedle” tutur Furqon.
Diabetes mellitus adalah penyakit yang disebabkan oleh ketidakmampuan pankreas dalam menghasilkan insulin ataupun resistensi insulin. Karena itu beberapa penderita diabetes menggunakan insulin hasil teknologi rekombinan ataupun biosintesis untuk terapi kontrol gula darah
Indra Lasmana Tarigan, S.Pd., M.Sc selaku dosen pendamping menyampaikan pesan optimisnya terhadap temuan tersebut yang nantinya dapat dipublikasikan ataupun ditingkatkan baik skala nasional maupun internasional.
“Kita optimis temuan semacam ini dapat membawa dampak yang baik dalam perkembangan ilmu pengetahuan serta dapat terus ditingkatkan dalam riset lebih lanjut guna mengefektifkan sistem pengantaran obat juga meminimalisir efek samping obat yang tidak tepat sasaran” Ujar Pak Indra
Teknologi dissolving microneedle merupakan teknik penghantaran obat secara dermal dengan menggunakan jarum polimer berukuran mikro dan dapat terlarut atau terdegradasi didalam tubuh. Penggunaan dissolving microneedle dalam penghantaran obat dinilai tidak menimbulkan rasa sakit karena jarum mikro yang terbentuk hanya menembus epidermis kulit tanpa menyentuh sistem saraf. Terapi insulin dengan jarum suntik konvensional cenderung memberikan rasa sakit saat pengaplikasiannya, peningkatan efektivitas penghantaran dapat dilalui dengan melakukan modifikasi penghantaran insulin dalam terapinya, salah satunya dengan dissolving microneedle.
Optimalisasi lain yang dikembangkan pada riset ini adalah pelepasan obat terkontrol dengan menambahkan suatu material campuran organik dan anorganik dalam suatu kerangka atau metal-organic frameworks (MOFs). MOFs merupakan suatu material kristalin berpori yang terbentuk akibat reaksi antara logam sebagai pusat dengan senyawa organik sebagai ligan atau penghubung membentuk suatu kerangka. Pori yang terbentuk dari MOFs dapat diaplikasikan sebagai optimalisasi baru sistem penghantaran obat terkontrol apabila menggunakan komposisi yang tepat.
“MOF itu nantinya mencapture insulin, dan antara keduanya tersalut dalam dissolving microneedle. Ketika jarum mikronya larut maka MOF juga akan terlepas secara perlahan bersamaan dengan insulin, pelepasannya jadi lebih terkontrol. MOF yang kita gunakan jenisnya MOF-5 karena sifatnya yang biokompatibel dan unik dengan logam Zn sebagai pusatnya. Zn dapat berperan sebagai mikronutrient atau kofaktor dalam reaksi penyerapan glukosa, karena itu kami bilang unik” ujar Furqon.
Tim PKM Riset Eksakta terus berharap, temuan yang memiliki nilai inovasi yang tinggi dapat bermanfaat dan memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Temuan inipun diharapkan dapat secara garis besar bermanfaat bagi para penderita diabetes mellitus seluruh dunia.