JAMBI28TV, BATANGHARI – Proyek Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di Desa Pelayangan Simpang Bukit Paku, Kecamatan Tembesi, Kabupaten Batang Hari, Jambi, menjadi sorotan warga setempat. Proyek yang menggunakan anggaran ratusan juta rupiah ini dilaporkan tidak berfungsi dengan baik sejak selesai dibangun, sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
PAMSIMAS merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan akses pelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat desa dan kelurahan, khususnya mereka yang kurang mampu. Program ini juga bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pola hidup sehat serta menyediakan infrastruktur air minum dan sanitasi berbasis masyarakat.
Namun, di Desa Pelayangan Simpang Bukit Paku, proyek PAMSIMAS justru tidak membawa hasil yang diharapkan. Dari pantauan langsung reporter Jambi28TV, pembangunan PAMSIMAS di desa tersebut terkesan asal-asalan. Sejumlah pelanggaran terhadap Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan metode teknis pengerjaan diduga dilakukan oleh pelaksana proyek. Misalnya, banyak urutan pekerjaan penting, seperti pemasangan pipa air bersih, yang tidak dilaksanakan dengan baik, sehingga hasil akhirnya jauh dari memadai.
Warga setempat menyatakan kekecewaannya atas hasil proyek ini. Salah seorang warga yang diwawancarai mengungkapkan, “Sudah lama PAMSIMAS ini tidak berjalan. Sejak awal pembangunan, airnya tidak bagus, bahkan berwarna kemerahan. Saat pengeboran awal, seharusnya mereka bisa memindahkan lokasi pengeboran ke tempat lain yang airnya lebih baik,” katanya.
Beberapa warga juga terpaksa mengambil tindakan sendiri dengan membuat sumur bor di lokasi yang berbeda.
“Tetangga saya bikin sumur bor sendiri di dekat PAMSIMAS, airnya malah bagus dan tidak ada kendala. Di sini ada tiga titik PAMSIMAS yang sama sekali tidak berfungsi sejak awal dibangun,” tambahnya.
Kekecewaan warga terhadap proyek ini semakin meningkat karena anggaran yang dihabiskan mencapai ratusan juta rupiah, tetapi manfaatnya sama sekali tidak dirasakan oleh masyarakat. Warga berharap ada tindak lanjut dari pihak berwenang untuk mengevaluasi dan memperbaiki program PAMSIMAS yang seharusnya membantu mereka mendapatkan akses air bersih yang layak.
Kasus ini menjadi contoh buruk pelaksanaan proyek publik yang tidak sesuai dengan perencanaan, dan masyarakat kini menuntut pertanggungjawaban serta perbaikan dari pihak terkait agar anggaran yang telah dikeluarkan tidak terbuang sia-sia. (Ilham)