JAMBI28.TV, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap dalam kondisi terjaga meskipun dihadapkan pada meningkatnya ketidakpastian perekonomian global dan gejolak pasar keuangan dunia.
Pernyataan ini disampaikan oleh Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam konferensi pers daring mengenai hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK periode April 2025, yang berlangsung pada Jumat, 9 Mei 2025.
“Stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga, di tengah tingginya dinamika perekonomian dan volatilitas pasar keuangan global,” tegas Mahendra.
Mahendra mengungkapkan bahwa pada bulan April 2025, perekonomian global masih dibayangi oleh ketegangan perdagangan internasional, terutama akibat rencana Amerika Serikat untuk menerapkan tarif impor resiprokal. Meskipun Presiden Donald Trump menunda penerapan kebijakan tersebut selama 90 hari, tensi antara AS dan Tiongkok tetap tinggi.
Kondisi ini telah memicu lonjakan volatilitas pasar global, serta mendorong lembaga internasional seperti IMF, Bank Dunia, dan WTO untuk merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia.
“IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2025 menjadi 2,8%, jauh di bawah rata-rata historis 3,7%,” ungkap Mahendra.
“WTO juga memproyeksikan volume perdagangan barang global 2025 akan mengalami kontraksi 0,2% yoy.”
Di Amerika Serikat, meski pasar tenaga kerja masih cukup kuat, sejumlah indikator ekonomi menunjukkan perlambatan pertumbuhan. Inflasi, kepercayaan konsumen, dan PDB triwulan I-2025 menurun, sehingga memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan Federal Funds Rate (FFR) lebih agresif, dengan kemungkinan penurunan pertama pada Juni 2025.
Sementara itu, China menunjukkan kinerja ekonomi yang lebih baik pada triwulan pertama 2025, berkat penguatan sektor manufaktur dan strategi percepatan ekspor (front-loading) untuk mengantisipasi tarif AS. Meskipun permintaan domestik belum pulih sepenuhnya, terdapat indikasi perbaikan melalui inflasi inti dan peningkatan penjualan ritel.
Di dalam negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat 4,87% pada triwulan I-2025, terutama ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tetap kuat. OJK mencatat inflasi tetap terkendali, dengan inflasi headline pada April sebesar 1,95% yoy dan inflasi inti di angka 2,50% yoy.
Beberapa indikator domestik lainnya seperti penjualan ritel, semen, dan kendaraan bermotor juga menunjukkan tren pemulihan meskipun berjalan secara moderat.
“Kinerja dari sisi produksi juga relatif baik, tercermin dari surplus neraca perdagangan yang berlanjut dan kinerja positif emiten,” tambah Mahendra.
Mahendra memastikan bahwa meskipun tekanan global meningkat, stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga. Perbankan, pasar modal, dan sektor non-bank menunjukkan ketahanan yang kuat terhadap tekanan eksternal. OJK terus memantau dinamika global dan domestik guna memastikan respons kebijakan yang tepat dan adaptif. (Agus)