JAMBI28TV, BATANGHARI – Bripda Nia Kurnia, polwan pertama dari Suku Anak Dalam (SAD) di Provinsi Jambi, saat ini bertugas di Polsek Bajubang, wilayah hukum Polres Batanghari, Provinsi Jambi. Kehadirannya sebagai anggota Polri telah menjadi inspirasi besar, terutama bagi komunitas SAD. Pada kesempatan di Polres Batanghari yang didampingi Kapolres Batanghari, Wakapolres, dan Kapolsek, Bripda Nia mengungkapkan perjalanan kariernya dan tekadnya untuk memajukan pendidikan di kalangan SAD, 11 November 2014.
“Saya lahir di Pamenang (Bangko) pada 5 Februari 2004. Pendidikan dasar saya di MIN Pemenang, kemudian SMP di Satu Atap Johor Baru, dan terakhir di SMA Negeri 6 Muara Bulian Batanghari. Ayah saya asli suku anak dalam, sedangkan ibu bukan keturunan SAD. Kami tinggal di Desa Bungku, Kecamatan Bajubang. Rasanya sungguh bangga dan terharu bisa berada di posisi ini, mengingat kami dulunya berasal dari Anak Rimba yang tidak tahu banyak tentang dunia luar,” ungkap Nia.
Menurut Nia, informasi perekrutan Polri didapatnya dari anggota Bhabinkamtibmas Polsek Bajubang yang bertugas di wilayah Desa Bungku. Dari situlah ia tertarik untuk mengikuti program proaktif Polri.
“Saya merasa bangga bisa menjadi anggota Polri dan berdinas di Polsek Bajubang. Dengan posisi ini, saya bisa menjadi tenaga pendidik atau guru bagi anak-anak Suku Anak Dalam di Dusun Sedayu, Kecamatan Bajubang, yang lokasinya berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan. Untuk mencapai Dusun Sedayu, diperlukan waktu sekitar tiga jam melalui perjalanan yang cukup menantang,” tambah Nia.
Nia menjelaskan bahwa saat ini sudah lebih dari 20 anak SAD yang bergabung dalam kegiatan belajar yang dipimpinnya. Di sana, ia mengajarkan anak-anak untuk membaca, mengenal huruf, dan berhitung. “Alhamdulillah, program ini didukung penuh oleh Kapolres Batanghari dan Kapolsek Bajubang, bahkan hingga Kapolda Jambi dan Kapolri,” lanjutnya.
Selain mengajar pelajaran umum, Nia juga memberikan bimbingan keagamaan, mengajarkan shalat dan mengaji kepada anak-anak serta orang tua mereka. Sejak kehadirannya di Dusun Sedayu, mushola di desa tersebut kini semakin ramai digunakan untuk berbagai kegiatan ibadah, mulai dari mengaji hingga shalat.
Nia menceritakan suka dukanya dalam mengajar anak-anak SAD. Walaupun perjalanan menuju dusun tersebut tidak mudah, ia tetap semangat karena memiliki ikatan batin yang kuat dengan mereka. “Saya berharap akan muncul lebih banyak Nia-Nia baru yang dapat meniti karier seperti saya sebagai polwan dari Suku Anak Dalam,” harap Nia.
Kapolres Batanghari, AKBP Singgih Hermawan, menyampaikan apresiasinya terhadap dedikasi Nia. “Nia, selain bertugas di Bimas, juga mengajar saudara-saudara kita dari Suku Anak Dalam. Kami berharap, anak-anak SAD dapat meraih pendidikan yang lebih baik ke depannya. Upaya ini memerlukan perhatian khusus, mengingat masih ada tantangan dalam sosialisasi anak-anak SAD. Namun, dengan tekad dan dedikasi saudari Nia, insya Allah pendidikan mereka akan semakin baik,” ujar Kapolres Singgih.
Kapolres juga menambahkan harapannya agar anak-anak SAD bisa mengikuti jejak Nia atau menekuni profesi lainnya. “Saat ini, kami juga membuka jalur khusus bagi anak-anak SAD yang berminat bergabung di bidang pertanian. Semoga hal ini menjadi jalan bagi mereka untuk meraih masa depan yang lebih cerah,” tutupnya. (Ilham)