JAMBI28TV, JAMBI – Sebanyak 252 orang yang terafiliasi dengan kelompok Negara Islam Indonesia (NII) telah melakukan pencabutan baiat dan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Upacara ikrar ini berlangsung di Lapangan Polda Jambi pada Kamis sore dan dihadiri oleh berbagai pejabat tinggi, termasuk Kapolda Jambi, Wakil Gubernur Jambi, dan anggota Detasemen Khusus Anti Teror (Densus 88).
Prosesi di Lapangan Polda Jambi berjalan khidmat, dengan anggota Densus 88 memimpin pembacaan pencabutan baiat, diikuti oleh seluruh mantan anggota NII yang kini berdomisili di Provinsi Jambi.
Usai pembacaan pencabutan baiat dan ikrar setia kepada NKRI, mantan anggota NII melakukan penghormatan kepada bendera merah putih dan menciumnya sebagai tanda cinta tanah air.
Acara ini menandai titik balik penting bagi mereka yang pernah terpengaruh ideologi radikal, mulai dari ASN, masyarakat biasa, dosen, hingga ibu rumah tangga. Mereka kini berikrar untuk kembali setia kepada NKRI. Beberapa anak mereka bahkan belajar di Pondok Pesantren Al-Zaytun, yang terkenal dengan pengaruh NII.
NII sendiri merupakan organisasi terlarang yang tercantum dalam daftar terduga teroris dan organisasi teroris. Gerakan ini dipelopori oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo pada tahun 1949 di kawasan Jawa Barat dengan tujuan mendirikan negara Islam di Indonesia. Ideologi ini dengan cepat menyebar ke berbagai wilayah, termasuk Provinsi Jambi, yang mulai berkembang pada tahun 1987, dibawa oleh Mukhtasor Harbi, seorang anggota Dewan Imamah NII.
Dalam perkembangan selanjutnya, NII di Jambi banyak merekrut pengikut dari kalangan pelajar SMA, mahasiswa, dan masyarakat.
Kapolda Jambi, Irjen Pol Rusdi Hartono, dalam sambutannya menyebutkan bahwa adanya ikrar kembali ke NKRI diharapkan bukan hanya sebagai slogan. Setia kepada NKRI juga merupakan bentuk penghormatan kepada pahlawan yang gugur demi kedaulatan Indonesia.
Dengan adanya pencabutan baiat ini, diharapkan tidak hanya menciptakan kedamaian di Jambi, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya dialog, toleransi, dan kerjasama untuk menjaga kamtibmas melalui pendekatan yang lebih humanis.
Reporter: Tim