JAMBI28.TV, JAKARTA – Ribuan pengemudi ojek online (ojol) menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Kementerian ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker RI), Jakarta. Aksi ini dilakukan untuk menuntut hak Tunjangan Hari Raya (THR) bagi para pengemudi ojol.
Berdasarkan pantauan di lokasi, massa aksi tiba sejak pukul 10.40 WIB. Mereka datang dengan satu mobil komando di depan yang diiringi sejumlah motor di belakangnya. Mobil komando tersebut dipenuhi atribut Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI), sementara para pengemudi ojol mengenakan atribut masing-masing.
Setibanya di lokasi, mereka langsung memasuki pelataran Kantor Kemnaker RI. Meskipun ada aksi massa, arus lalu lintas di Jalan Gatot Subroto tetap ramai lancar. Dari atas mobil komando, seorang orator meneriakkan seruan aksi, “Salam satu aspal!” yang disambut sorak-sorai peserta demonstrasi.
Ketua SPAI, Lily Pujiati, menyampaikan bahwa aksi ini dilakukan untuk mendesak pemerintah agar memenuhi beberapa tuntutan, salah satunya adalah pembayaran THR bagi pengemudi ojol.
“Kami menuntut kejelasan aturan terkait hak-hak pengemudi ojol, termasuk THR. Sistem fleksibilitas dalam kemitraan selama ini menjadi dalih bagi platform untuk menghindari kewajiban terhadap pengemudi,” ujar Lily dalam orasinya.
Seruan Off Bid Nasional
Dalam aksi ini, Lily juga menyerukan agar para pengemudi ojol menghentikan aktivitas mereka atau melakukan “off bid” sebagai bentuk solidaritas. Ia menegaskan bahwa aksi off bid ini tidak hanya dilakukan di Jakarta, tetapi juga di berbagai daerah lain seperti Sukabumi, Dumai, Pontianak, dan Pangkal Pinang.
“Sudah kami imbau kawan-kawan untuk off bid pada tanggal 17 Februari. Ini bukan hanya di Jakarta, tapi juga di beberapa kota lainnya,” jelasnya.
Menurut Lily, bisnis platform digital sangat diuntungkan dengan super profit yang tinggi, sementara kesejahteraan pengemudi ojol terabaikan. Ia menyoroti bagaimana perusahaan platform menghindari kewajiban membayar hak pekerja seperti upah minimum, upah lembur, cuti haid dan melahirkan, serta jam kerja yang wajar.
“Keuntungan besar yang mereka dapat berasal dari menghilangkan hak-hak dasar pengemudi. Ini tidak adil, dan kami menuntut pemerintah untuk segera bertindak,” lanjutnya.
Pengamanan Ketat dari Kepolisian
Untuk mengantisipasi situasi di lapangan, sebanyak 356 personel kepolisian diterjunkan guna mengamankan jalannya aksi unjuk rasa. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, menyatakan bahwa pengamanan dilakukan guna memastikan aksi berjalan dengan tertib dan kondusif.
“Sebanyak 356 personel telah disiagakan. Untuk rekayasa lalu lintas, kami melihat situasi di lapangan. Jika terjadi peningkatan massa yang signifikan, pengalihan arus akan diberlakukan,” kata Ade Ary.
Desakan Kepada Kemnaker
SPAI mendesak Kemnaker agar segera mengeluarkan kebijakan yang berpihak pada pengemudi ojol. Mereka meminta aturan yang jelas terkait kewajiban perusahaan platform dalam membayar THR kepada pengemudi.
Selain itu, SPAI juga menuntut adanya regulasi yang mengatur persaingan usaha antar-platform ojek online agar lebih adil bagi pengemudi.
“Aksi ini akan terus berlanjut sampai ada kepastian dari Kemnaker. Kami tidak akan diam sampai tuntutan kami terpenuhi,” tegas Lily.
Aksi demonstrasi hari ini diikuti oleh ribuan pengemudi ojol dari berbagai daerah. Selain aksi di depan Kantor Kemnaker, SPAI juga menggelar aksi off bid serentak di berbagai kota sebagai bentuk tekanan kepada pemerintah dan perusahaan platform.
Dengan adanya aksi ini, para pengemudi ojol berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk menjamin hak-hak mereka, khususnya terkait pemberian THR yang selama ini belum mereka dapatkan.