JAMBI28.TV, KOTA JAMBI – Sebuah momen bersejarah terjadi di Kota Jambi. Wali Kota Jambi, dr. H. Maulana, MKM, secara resmi dikukuhkan sebagai Pemangku Adat Melayu Kota Jambi oleh Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Jambi. Prosesi yang berlangsung khidmat ini menjadi simbol kuat dari sinergi antara kepemimpinan modern dan akar budaya lokal yang terus hidup dan berkembang di tengah masyarakat Jambi.
Prosesi pengukuhan dipimpin langsung oleh Ketua LAM Kota Jambi, Aswan Hidayat, yang menegaskan bahwa peristiwa ini bukan sekadar seremoni adat, melainkan momentum penting dalam meneguhkan nilai-nilai luhur budaya Melayu dalam struktur kepemimpinan daerah.
“Ini bentuk penghormatan dan penegasan bahwa kepemimpinan yang kuat harus bersandar pada kearifan lokal,” ungkap Aswan.
Dengan pengukuhan ini, dr. Maulana tidak hanya diakui sebagai pemimpin formal dalam pemerintahan, tetapi juga sebagai figur adat yang diharapkan menjadi pengayom dan pelindung warisan budaya Melayu di Kota Jambi.
Sebagai bagian dari rangkaian acara pengukuhan, turut digelar prosesi Makan Benampan, tradisi khas masyarakat Melayu Jambi. Dalam tradisi ini, para tamu duduk melingkar dan menyantap hidangan dalam satu nampan besar, merepresentasikan nilai-nilai kesetaraan, persaudaraan, dan kekeluargaan yang menjadi inti dari falsafah hidup masyarakat Melayu.
Tradisi ini bukan hanya mempererat tali silaturahmi, tetapi juga menjadi simbol filosofi kepemimpinan yang diharapkan diemban dr. Maulana—yakni kepemimpinan yang inklusif, merakyat, dan berjiwa besar.
Pengukuhan Sri Purwaningsih sebagai Anggota Kehormatan LAM Kota Jambi
Dalam kesempatan yang sama, LAM Kota Jambi juga mengukuhkan kepada Sri Purwaningsih, mantan Penjabat (Pj) Wali Kota Jambi sebagai Anggota Kehormatan LAM Kota Jambi sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan kontribusinya dalam membangun Kota Jambi serta menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya Melayu selama masa kepemimpinannya.
Dalam sambutannya, dr. Maulana menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh LAM dan masyarakat adat. Ia menyatakan komitmennya untuk terus menjaga dan merawat nilai-nilai budaya Melayu serta mengintegrasikannya dalam setiap arah kebijakan pembangunan Kota Jambi.
“Saya bukan hanya pemimpin administratif, tetapi juga penjaga nilai. Warisan budaya Melayu adalah kekuatan utama dalam membangun Jambi yang berkarakter dan berjati diri,” ujar Maulana.
Pengukuhan ini menjadi penanda bahwa pembangunan di Kota Jambi tidak hanya ditujukan pada aspek fisik dan infrastruktur, tetapi juga pada penguatan identitas budaya. Sinergi antara pemerintahan modern dan struktur adat menjadi pondasi kokoh dalam mewujudkan Kota Jambi yang maju, berkarakter, dan berakar pada nilai-nilai luhur Melayu. (Zidan)