JAMBI28.TV, JAMBI – Wali Kota Jambi, Dr. dr. H. Maulana, MKM, menjadi salah satu narasumber dalam seminar nasional yang digelar secara daring oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Pusat, Bidang IV (Kesehatan), pada Sabtu (17/5/2025) melalui platform Zoom.
Seminar tersebut mengusung tema “Koperasi Merah Putih: Peluang dan Tantangan Bisnis Layanan Kesehatan dari dan untuk Masyarakat Desa.” Acara ini dipandu oleh dr. Zainal Abidin, MHKes, yang juga menjabat sebagai Ketua Departemen Upaya Kesehatan Masyarakat ICMI.
Dalam pemaparannya, Wali Kota Maulana menyampaikan bahwa inisiatif pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih merupakan arahan langsung dari Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
“Setelah dilantik sebagai Wali Kota Jambi, saya mengikuti retreat di Magelang, dan pada saat itu Bapak Presiden Prabowo menegaskan pentingnya pendirian koperasi desa sebagai bagian dari strategi memperkuat ketahanan pangan nasional,” ujar Maulana.
Ia juga menyampaikan bahwa Presiden Prabowo menargetkan peluncuran sebanyak 80.000 Koperasi Merah Putih pada 12 Juli 2025 mendatang. Inisiatif ini tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) No. 9 Tahun 2025, yang berlandaskan pada Pasal 33 UUD 1945 dan semangat gotong royong untuk memperkuat perekonomian rakyat.
Di Provinsi Jambi sendiri, sudah terdapat 571 desa yang memiliki koperasi aktif. Sedangkan di Kota Jambi, tercatat satu Koperasi Industri Kecil dan Kerajinan Rakyat (KOPINKRA), 46 Koperasi Simpan Pinjam (Kospin), serta 130 koperasi lainnya yang berada di bawah kementerian atau lembaga.
Maulana menekankan pentingnya kehadiran Koperasi Merah Putih dalam sektor layanan kesehatan di tingkat desa dan kelurahan, yang dinilai dapat memperkuat sistem pelayanan melalui pendirian klinik dan apotek berbasis koperasi. Layanan tersebut tidak hanya bersifat komersial, tetapi juga dapat mendukung program-program kesehatan pemerintah.
Dalam kesempatan itu, ia juga memaparkan sejumlah potensi bisnis layanan kesehatan melalui koperasi, seperti tingginya kebutuhan layanan kesehatan primer, pendekatan berbasis komunitas, bisnis kesehatan yang berkelanjutan, digitalisasi layanan, serta integrasi produk dan layanan.
Namun, Maulana juga tidak menutup mata terhadap tantangan yang ada, termasuk keterbatasan tenaga profesional, kompetisi dengan fasilitas kesehatan yang sudah ada seperti puskesmas dan klinik swasta, serta masalah distribusi obat.
Ia juga mengingatkan bahwa unit usaha kesehatan yang dikelola secara sekuler berisiko gagal bersaing jika tidak mampu beradaptasi.
Untuk itu, Wali Kota Maulana menegaskan pentingnya kemitraan yang strategis, transformasi digital dalam pelayanan, penguatan kapasitas SDM koperasi, serta penerapan prinsip transparansi dan pelibatan aktif masyarakat.
“Semua pihak harus mendukung terbentuknya koperasi ini,” tegasnya.
Ia menutup pemaparannya dengan seruan optimisme, “Melalui Koperasi Merah Putih, mari kita wujudkan bangsa yang kuat, sehat, mandiri, dan bahagia.”
Seminar tersebut turut dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, seperti Ketua Umum ICMI Prof. Dr. Arif Satria, Wakil Ketua Umum ICMI Prof. Dr. Ir. Riri Fitri Sari, MM., MSc., serta perwakilan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Nugroho. (*)