JAMBI28TV, JAMBI – Peringatan Hari Lembaga Adat Melayu (LAM) Jambi ke-747 menjadi momentum penting untuk memperkuat peran LAM sebagai mitra strategis pemerintah dalam membimbing masyarakat serta menjaga nilai-nilai budaya dan adat istiadat Melayu Jambi. Hal ini ditegaskan langsung oleh Ketua LAM Provinsi Jambi, Datuk Temenggung Putro Jayo Diningrat Drs. H. Hasan Basri Agus, MM (HBA) pada puncak peringatan di EV. Garden, Kota Jambi, Jumat (27/6/2025).
Sejak dilantik pada tahun 2021, HBA menyebut LAM Provinsi Jambi aktif menjalin kerja sama melalui nota kesepahaman (MoU) dengan berbagai pihak, mulai dari Kejaksaan Tinggi Jambi, Polda Jambi, Pengadilan Tinggi Agama, Baznas Provinsi Jambi, OPD Pemprov Jambi, organisasi vertikal, hingga media massa.
Terbaru, LAM Jambi menandatangani MoU dengan Kanwil Kemenkumham Provinsi Jambi. Penandatanganan ini dilakukan di sela peringatan Hari Adat, sebagai bentuk komitmen memperkuat peran hukum adat dalam kehidupan bermasyarakat.
“Alhamdulillah, semangat panitia sangat luar biasa. Tahun ini kita hadirkan beragam perlombaan dan kuliner daerah yang menggambarkan kekayaan budaya Melayu Jambi. MoU dengan Kanwil HAM menjadi langkah strategis dalam memperluas peran LAM membimbing masyarakat dan mengawal sendi budaya agar tetap hidup dan relevan,” ujar HBA.
Acara berlangsung meriah dengan dihadiri Forkopimda Provinsi Jambi, para bupati/wali kota se-Provinsi Jambi, serta tokoh adat dan masyarakat. Tema tahun ini adalah “Menyongsong Tujuh Setengah Abad Melayu Jambi, Merajut Budaya Agar Dak Lapuk Dek Hujan, Dak Lekang Dek Panas, Menuju Jambi Mantap 2030 dan Indonesia Emas 2045.”
Sementara itu, Gubernur Jambi, Dr. H. Al Haris, S.Sos, MH, dalam sambutannya mengapresiasi peran aktif LAM dan berharap hukum adat terus diberdayakan hingga ke tingkat desa dan kecamatan.
“Kita mendorong agar hukum adat dapat terus diberdayakan sebagai solusi sosial masyarakat, tetap berlandaskan aturan perundang-undangan,” kata Al Haris.
HBA juga mengajak seluruh pihak menjadikan peringatan Hari Adat ini sebagai ajang membangun kesadaran bersama akan pentingnya merawat budaya, khususnya di kalangan generasi muda.
“Inilah saatnya kita menjunjung adat, merawatnya, dan menempatkannya sebagai fondasi harmoni dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tutup HBA. (Sidik)